Wednesday, April 8, 2015

Naluri "Ibu"



 Rabu pagi periksakan ke dokter,disarankan pulang dulu agar tidak terlalu stress menunggu kontraksi. Kehamilan di usia terlalu dini membuat harus ekstra hati-hati.Ada yang bilang beresiko secara psikologis belum siap punya anak,ada juga masukkan bahwa tulang pinggul masih belum cukup lentur sehingga beresiko janin kesulitan keluar. Rabu sore kembali ke dokter karena air ketubannya sudah keluar.Diobservasi,dirontgen yg nampak anaknya 2,dan saatnya rawat inap.Dokter bilang malam diperkirakan lahir.Mika harus ditinggal,meski  minta ikut pulang.Rabu malam saya tidur tapi tak pulas.Kamis pagi  diberi tahu,ternyata bayi sudah lahir satu sehat,besar.Tetapi  yang satu belum bisa lahir karena  sudah kecapaian berkontraksi dan mengejan(disamping itu janinnya memang besar-besar).Akhirnya dokter memutuskan untuk  di induksi utk merangsang janin keluar.Akhirnya berhasil lahir,tapi dalam kondisi janin sudah meninggal.Kamis siang di informasikan oleh dokter bahwa sudah bisa pulang.Saat  saya hampiri,Mika tampak masih lesu,diam(mungkin masih menahan sakit).Pada persiapan / observasi terakhir, dicurigai masih ada janin lagi.Di rontgen ...betul ternyata ada satu janin lagi dan posisi tampak mulai turun.Jadi diminta rawat inap lagi untuk persiapan persalinan berikut.Lewat tengah hari janin ke tiga lahir dengan proses diinduksi.Kehamilan diusia terlalu  dini mengakibatkan induknya sudah kepayahan.Janin ke 3 juga meninggal.Ada  kisah yang mengharukan.Dokternya cerita dalam kondisi  sudah kepayahan dan kesakitan,tetapi begitu proses kelahiran anak ke 3 (yang juga meninggal )selesai,langsung cari anak ke 1 (yang hidup) untuk menyusui…..benar-benar Naluri “Ibu”.Dokter bilang Mika, induk yang baik dan hebat.Sore hari boleh di jemput,begitu tahu, langsung minta keluar dan kali ini dengan raut wajah berbinar-binar.Mungkin sudah tahu bahwa akan diijinkan pulang.Kamis petang pulang sambil dibekali obat.Sebelum diminumi obat,mika mau menyusui anaknya,anehnya sehabis minum obat,gelisah sampai pagi hari.Aku pikir masih ada janin,mau melahirkan lagi,sehingga  jumat pagi2 ke dokter lagi.Sampai dilokasi belum buka,anehnya si Mika malah tidur dan mau menyusui di mobil(padahal sehabis minum obat semalam, kayak kesakitan dan tak mau menyusui sampai pagi). Ketemu dokternya (berwajah anggun teduh berjilbab ,hari jumat tersebut Hari libur Wafatnya Isa Almasih),diperiksa lagi,janin sudah lahir semua.Ternyata penyebabnya adalah salah satu obat yang untuk pemulihan rahim setelah melahirkan yang membuat kontraksi dan sakit.Akhirnya obat suruh ditinggal saja....dan bener juga....si Mika di mobil bisa tidur dan mau menyusui.Sesuai perkiraan dokter,obat yang tadi malam diminumkan jam 19 akan habis pengaruhnya setelah 12 jam kemudian.Benar juga sih sesampai di rumah mau menyusui,meski sesekali masih kadang ada kontraksi di rahimnya.Tapi sudah jauh lebih baik,sudah mau menyusui,sudah mulai mau makan. 
Ternyata Tuhan Berkehendak Lain.
Setelah berjuang sekuat daya dan upaya,dimana dari 3 bayi ,2 bayi lahir meninggal dan hanya 1 bayi yang lahir hidup.Awalnya,aku pikir ini sudah kondisi Kehendak Tuhan Yang Terbaik.....ya....aku yakini inilah yg TERbaik.Lahir kamis dinihari dengan kondisi Sehat,kuat,lincah...ternyata kondisi mendadak menurun. Sejak jumat sore tak lagi kuat minum ASI,terus menurun hingga malam hari.Si Mika,induknya,mulai gelisah melihat buah hatinya yang dilahirkan dengan kesakitan dan susah payah itu,tidak mau menyusu.Terpaksalah gelaran kasur untuk tidak jauh dari anak beranak itu tidur.Lewat tengah malam aku ketiduran....antara jam 02.00 terbangun..ternyata Mika pindah tidur di sela kaki ku.Yang buat kaget ,ternyata bayi digondol,dipindahkan ke tempat aku tidur juga.Kembali ,Naluri “Ibu”nya membuatnya tak mau terpisah jauh dari bayinya.Disela rasa kantuk yang berat(maklum dari malam rabu hingga malam sabtu tidurnya tak pulas)kamipun coba memerah ASI dari Mika untuk diminumkan ke bayinya.Sampai jam 06.00 upaya dilakukan,sayang kondisi semakin melemah.Jam 6.30 teman datang kerumah,untuk suatu keperluan sd jam 7.30 teman pamitan.Masuk rumah ternyata si puppy sudah berpulang.Si Mika kelihatan sekali gelisah berulang ulang bersuara(mungkin laporan kalau anaknya meninggal,mungkin menangis sedih dengan bahasanya),tak jelas.Tak seperti biasanya,namun sebagai sesama mahluk ciptaanNYA,aku merasakan sekali kesedihannya yang mendalam.Aku omong2i sambil aku ambil "the body" untuk diletakan menjauh.Mika terus menatap anaknya yang sudah tinggal jasad tak bernyawa;berusaha dekat disebelahnya.Aku ke depan menggali tanah ditaman pinggir selokkan utk persiapan funeral.Lalu masuk kedalam mengambil anak mika yg sudah mulai kaku.Tak tahu aku tadi berdoa nya bagaimana,tak tahu apa yg kupanjatkan saat mengubur,karena,meski hanya bayi nya mika,jumpapun cuma 2 hari 2 malam,busetttttt  kok ya ada rasa sedihhhh....apalagi saat masuk kedalam rumah mika mengikuti...mungkin tanya...anakku dibawa kemana?...diikuti berlarian yg "berbeda",karena ada kebingungan yang tak bisa diutarakan dengan rentetan gugukan...aku bisa merasakan kesedihan sang induk  dengan segala naluri ibu nya.....ya ikut sedih meski tak bisa nangis...Seharian ini mika menjadi agak liar,keset digaruk-garuk,dus di acak2/disobek-sobek,terus bergerak seperti mencari anaknya yang sudah ditelan bumi taman depan rumah.Siang mulai makan tapi sedikit-sedikit.Sore ini mulai agak tenang,mau tidur sesekali.Yach...ketika Tuhan Berkehendak Lain,kita semua makhluk hidup boleh berupaya....Tapi Sang Pencipta yang punya Kuasa.Kali ini aku cuma bisa kembali mengimani bahwa berpulangnya puppy anak mika yang belum sempat diberi nama untuk menyusul ke 2 saudaranya yang tak sempat menghirup udara dunia,sebagai yg TERbaik....ya yang TERBAIK...meski induknya sampai sore ini masih 1/2 linglung.Dan…kandang yang sudah dibeli untuk kapasitas 4 puppys pun menganggur.
Semarang 1-4 April 2015.Purnomo Iman Santoso

Sunday, July 5, 2009

Menjerat Anjing

Kolom Serat
Harian Suara Merdeka
Tanggal 5 Juli 2009
Cerpen S Prasetyo Utomo


BERTARUNG dengan degup jantungnya sendiri,Sakri membawa seutas tali,sebagai penjerat leher anjing.Hari gelap,pelabuhan tanpa ombak,tanpa mendung,Kapal-kapal dan perahu rapat berlabuh.Bergoyang-goyang kecil,seperti kebimbangan yang mengayun-ayun hati Sakri.pertarungan hatinya menjerat seekor anjing yang berkeliaran di pelabuhan ,meski tak membangkitkan pergolakan ,mengayun-ayun kesadarannya.
Seekor anjing hitam mengendus tulang di bak sampah.Sakri melempar jerat tali ke leher anjing itu.Teringat ia wajah bos yang angker,yang tak pernah mau menegurnya .Wajah bos angkuh,dingin,dan sinis menatapnya.Wajah yang tak mau peduli,dan selalu berkata ketus,”mau apa kau menghadapku?”
Sebagai tukang kebun,yang hidup serba kekurangan,ia meminta dengan wajah menunduk,”Sudah bertahun-tahun saya mengabdi,tapi belum juga mendapatkan gaji yang layak.”
Tanpa menatap wajah sakri,atasan itu tetap membisik bicara,”Kaupikir ini perusahaan nenek moyangmu,yang bisa memberikan kenaikan gaji setiap saat.kalau kau masih ingin bekerja di sini,bekerjalah.Kalau memang ingin keluar,boleh keluar!”
Dada sakri hangus.Ingin dia menyoobek mulut lelaki angkuh yang duduk di hadapannya.Dia bangkit,meninggalkan ruangan,dengan dada terbakar kebencian.Sumpah-serapahnya tumpah,dalam gumam yang tak jelas,yang terbawa terus ke mana pun dia pergi.
Saat ia menjerat leher anjing,yang dibayangkan menjerat leher atasannya itu.Suara anjing yang melengking-lengking dalam karung,membuat Sakri melampiaskan dendam yang menyesakkan dada.Ia suka akan lengkingan anjing itu,tubuh yang berkelejatan,dan dalam keadaan hidup-hidup,dibawanya pada penjual sate anjing.Menerima uang.Tanpa dilihat uang itu ,dilipat,dan dimasukkannya dalam saku.Tiba di rumah,buru-buru diberikan lipatan uang itu pada Sarkem,istrinya,yang nyalang matanya menanti kepulangannya.perempuan itu tak bertanya dari mana uang didapatkan.Ia membelanjakanuntuk membeli makanan,kopi,rokok,beras dan kebutuhan sehari-hari.

Sambil mencecap kopi,menghisap rokok,sakri memandangi sarkem yang melahap makanan dengan rakus,dan tak henti-henti.Semenjak mengandung,perempuan itu tak pernah berhenti makan,dan senantiasa merasa lapar.selalu makan,dan sepasang matanya kian tajam beringas,menyerupai pancaran mata anjing!Bila perempuan itu berjalan di lorong gang,anjing-anjing menggonggong di belakangnya.Sarkem tidak terganggu.
Ia menikmati gonggongan itu.
------------------------
TALI jerat yang dilemparkan ke leher anjing,senantiasa luput.Anjing itu menghindar.Dengan sekali gerak,anjing itu dapat mengelak.Seperti meledek sakri,anjing itu tetap di dekatnya.Berdatangan beberapa anjing lain,bergerombol,mencari tulang-tulang di bak sampah.Anjing-anjing itu menggonggong,saat sakri mendekat.Dari jarak yang agak jauh,tali jerat itu tak dapat mencapai leher anjing.
Hampir larut malam,Sakri belum juga mendapatkan seekor anjing.Dicarinya pentungan dan ditemukannya kayu,keras, dan liat.Didekatinya gerombolan anjing yang mencari tulang-tulang.Diayunkannya dengan kekuatan yang penuh.Menghantam salah satu kepala anjing.Seketika anjing-anjing yang lain berbalik arah.Menyergap sakri.menggigitnya dengan taring-taring tajam.Mengoyak daging.Mencabik-cabik ganas.
Teriakan-teriakan sakri di antara gonggongan dan gigitan anjing telah menyebabkannya kalap.Ia meraung-raung.Sama seperti dialaminya sebulan silam,saat ia diculik.Disekap dalam gua gelap pengap.Dipukuli orang-orang bertopeng anjing hitam,berjubah hitam.Orang-orang itu melolong mendengar rintihannya.
“lebih baik kaujual tanah itu.Apalagi yang kaunanti?”
Tendangan lelaki kekar bertopeng anjing,keras menghunjam perut sakri.
“Tanah warisan itu tak kan kujual!”tukas Sakri
Tendangan yang lebih keras menghentak ke ulu hati Sakri.”Kau cari mati!” Lelaki muda itu menahan sesak pada dadanya.Sekujur tubuhnya mengejang.tak lagi bisa mengerang.
“Akan kaujual tanahmu,atau tidak!?”
“ya,ya.”
Tersengal-sengal,Sakri merasakan nyeri dalam dada.Menganggguk-angguk,dan berharap tidak lagi mendapat tendangan.
“Nah,begitu sejak tadi kan gampang!”seru seorang bertopeng anjing-yang paling kekar-dengan suara lega.
Ulu hati Sakri kembali ditendang.Menggelepar.Tak lagi sempat berteriak.Gelap seketika.

Gonggongan anjing bersama.Ia terkapar di tepi pantai.Taring anjing-anjing mencabiknya.
Taring anjing-anjing mencabik daging Sakri.Menerkam bersamaan.Ia angkat pentungan yang digenggamnya.Kemarahan telah membangkitkan kekuatan yang tak terduga.Seekor anjing telah berkelejatan.Remuk kepalanya.Tiap anjing yang terhantam pentungannya,bergelimpangan,menjauh terseok-seok,dengan ketakutan dan menahan rasa sakit.KINI sakri yang memburu anjing-anjing itu.Ia tak mau lagi lari ketakutan,diburu anjing-anjing liar,dalam tubuh menggigil dan daging tercabik-cabik luka.Terasa pedih di ulu dada.
Seekor anjing tergeletak dengan kepala berlelehan darah.Ia merasa baru saja bertarung dengan lelaki-lelaki bertopeng anjing hitam yang menganiayanya dalam gua gelap yang tak pernah terlacak dalam benaknya.Lelaki muda itu tersenyum sinis.Memasukkan anjing dalam karung.Membawanya pada penjual sate anjing.
-----------------------
LANGIT mendung tanpa hujan.Angin berpusar kehilangan arah.Anjing menggonggong bersamaan dari segala arah.Laut berdebur.Bergemuruh.Sarkem menjerit-jerit kesakitan.Menanti kelahiran anak mereka.Dukun bayi menenangkannya.Memeluk erat tubuhnya.
Ketenangan dukun bayi itu menjaga kelahiran bayi Sarkem,meredam pusaran angina di luar rumah.Sarkem tak lagi meraung-raung.Ia memang masih menjerit-jerit kesakitan.Masih mengejang.Berpeluh.Tapi tak lagi meraung-raung.Dukun bayi itu-perempuan setengah baya,kurus-dengan tulang-tulang dan dagung yang liat,tak pernah berhenti berkomat-kamit.Matanya terpejam.Angin tak juga reda berpusar.anjing menggonggong di kejauhan.Melengking.Guruh terus menggelegar.Menggetarkan langit.
Tangis bayi itu didengar Sakri,yang berdiri merapuh didepan pintu,terperanjat,gugup,dan mengatupkan telapak tangannya ke muka. Tak tahan lagi ia.Tubuhnya gemetar.Menanti dukun bayi itu.Perempuan kurus setengah baya itu keluar dari pintu kamar yang melapuk tua.Menggendong bayi.Tampak bayi itu seperti seekor anak anjing.mata terpejam.Tapi mulut dan hidungnya,tampak sebagai mulut dan hidungnya,tampak sebagai mulut dan hidung seekor anjing.Tidak menangis sebagaimana bayi manusia.Tangisnya serupa lolongan bayi anjing.
Dukun bayi itu mengulurkan bayi lelaki itu dalam rengkuhan tangan Sakri.Bimbang,termangu,Sakri menerima bayinya dalam timangan.Ia tidak bahagia dengan bayi lelaki serupa ini.Tapi ia tak mungkin meratap.
Sarkem masih terkapar.Lelap dalam pingsan.
------------------------

LENYAP bayi laki-laki Sakri.Tergeragap dari tidurnya,ia terjaga,mencari bayi lelakinya.Tapi bayi itu tak ada lagi di sisi Sarkem.Tertidur pulas dalam lelap,Sarkem tak sadar sama sekali,bayi lelakinya lenyap dari pelukan.
Tengah malam itu Sakri keluar rumah.Tanpa menyisakan kegaduhan ,Sakri menyusuri lorong gang.Mencari penculik bayi lelakinya.Bulan berkabut dan tampak bayang-bayang lelaki bertopeng anjing,menimang bayi,lenyap di tikungan gang.Ia merasakan kecemasan yang menggugupkan.
Diburunya lelaki bertopeng anjing itu.Lenyap.Gesit sekali.Ia berbelok ke arah tanah warisan yang telah dijualnya.Dia tak mau tahu,pabrik apa yang sedang didirikan di atas tanah lahan warisan ayahnya.Beberapa lelaki bertopeng anjing muncul bersamaan menyergapnya.Salah seorang memukul tengkuknya.Ia terkapar.Tak sadarkan diri.
Saat siuman,Sakri sudah menduga,ia berada di dalam gua.Berhadapan dengan lelaki-lelaki kekar bertopeng anjing hitam berjubah hitam.Dalam gelap gua yang lelbab,dengan tetes air yang dingin di keningnya,lelaki muda itu tergeragap bangkit.Mengenali lelaki-lelaki yang dulu menyiksanya.
“Mana bayiku?”
Lelaki-lelaki kekar bertopeng anjing itu menghantam dan memukulinya.Sakri tak mau mengeluh.Tak mengaduh.Ia menahan nyeri itu dalam dada.Menahan nyeri dalam degup jantungnya.
“Apa lagi yang kalian inginkan dariku?”
“Rumahmu!Jual saja rumahmu!”
“Kami mesti tinggal dimana?”
“Itu bukan urusan kami!”Tendangan yang keras menghantam ulu hati Sakri.Ia tergeletak.Mengejang.Tak lagi bisa berkata apa pun.Cuma mengangguk-angguk.Hingga sebah tendangan membuatnya gelap sama sekali.
Tergeletak pingsan.Tak melihat apa pun,kecuali pusaran kabut hitam.
--------------------------
TERGAGAP bangun Sakri.Ia berada di pelataran rumahnya.Bayi lelakinya berada di sisinya.Terbaring dalam tanah.Tak menangis.Tergagap bangun ia.Membawa bayi lelakinya memasuki rumah.tapi bayi itu melolong-seperti anak anjing-saat hendak dibawanya masuk rumah.Sarkem menghambur keluar rumah.Menggendong bayi lelakinya dengan kecemasan.
Menjelang fajar,mereka masih duduk di lincak depan rumah.Sarkem tak ingin bertanya lagi,di mana ditemukan bayi mereka.Ia bisa bercanda dengan bayinya,yang pancaran mata,bentuk hidung dan mulutnya serupa anak anjing.Ia tetap mendekap bayi itu dalam dada.Menyusuinya.
Dari balik pagar pabrik yang sedang dibangun,dekat di rumah mereka,Sakri mendengar suara bosnya sedang berbincang-bincang dengan seorang lelaki yang dikenalinya sebagai lelaki kekar bertopeng anjing hitam.
‘Bagaimana?Sakri akan menjual rumahnya?” suara bos tajam pada fajar pagi itu.
“Tentu.Ia akan menjual rumahnya.”
“Jangan sampai tahu,kalau akulah yang merampas tanah dan rumahnya.”
“Dia tak akan pernah tahu hal itu.”
------------------------------
MENEMPATI rumah kontrak,Sakri,Sarkem,dan bayinya,mesti berhimpit pada sepetak kamar.Sakri makin sering berkeliaran ke pantai.Menjerat anjing dengan tali.Menghantam kepala binatang itu dengan kayu.Ia ingin menjerat kepala bos dan menghantamnya dengan pentungan.
Saat istri dan anaknya tak didapatinya lagi di rumah kontrak,Sakri tak perlu mencari kemana pun.Ia mengambil tali jerat anjing,karung dan pentungan kayu.Ia melangkah menuju gua.Di sanadia dua kali dianiaya lelaki-lelaki bertopeng anjing hitam.Ia tak ingin lagi dianiaya.Akan dijeratnya dengan tali lelaki-lelaki bertopeng anjing hitam itu.Dipukulnya dengan kayu.Dimasukkannya dalam karung.
Pandana Merdeka,Desember 2008

Sunday, February 22, 2009

Anjing Tuan Dakrip

Kolom Serat
Harian Suara Merdeka
Tanggal 22 Februari 2009
Cerpen Tjahjono Widijanto



BUNUH!Bakar!Bikin erwe,1)buat rica-rica,kita makan ramai-ramai!”
“Sogok pantatnya,sate!Panggang hidup-hidup!”
“Jangan,kuliti saja hidup-hidup biar tahu rasa!”
“Cungkil saja mata dan lidahnya…!”
Dakrip yang sedang jogging ditemani anjing pudel kaget mendengar teriakan-teriakan itu.Dia lihat banyak orang berkerumun di sebuah halaman rumah.Penasaran Dakrip menyibak kerumunan.Matanya melotot melihat orang-orang itu sedang beramai-ramai memukuli dan melempari seekor anjing hitam kurus kudisan yang mengaing-ngaing kesakitan.
“Ada apa,Pak?”tanyanya kepada seorang bertubuh kurus di sampingnya.
“Anjing itu daden-daden 2),kirik pesugihan,3)Dua hari menyanggong 4) sekarang kami berhasil menangkapnya,”sahut orang itu sambil melempar batu sebesar kepalan.Anjing itu terlonjak dan melengking keras.
“Anjing daden-daden?Darimana Sampean tahu itu anjing daden?”
“Anjing itu tiap malam selalu muncul lalu menggosok-gosokkan tubuh di pojok-pojok rumah,esoknya pasti si empunya rumah akan kehilangan uang simpanan.Si anjing sampai di depan majikan akan mengibas-ngibaskan ekor dan lembaran-lembaran uang berjatuhan dari tubuhnya.Sudah banyak yang jadi korban anjing keparat ini!”seorang bertubuh gemuk menjelaskan sambil menendang perut anjing itu keras-keras hingga terlonjak dan tambah keras mengaing.
Dakrip menatap anjing kudisan itu.Anjing yang terus mendengkik-dengkik itu juga menatap mata Dakrip.Bertatap-tatapan.Anjing itu anjing kampung biasa,berkulit hitam ditumbuhi kudis hampir merata di seluruh tubuh yang kurus ceking,jauh berbeda dari pudel,juga anjing-anjing lain di rumah.Matanya tergenang air.Dakrip dapat melihat dan merasakan betapa anjing itu menderita kesakitan dan terutama sekali diterjang badai ketakutan yang amat sangat.Mata anjing menatap lekat mata Dakrip dan genangan air di matanya menetes-netes.
“Ayo bakar saja!”teriak seseorang sambil melemparkan batu sekepalan tangan tepat mengenai moncongnya.
“Bakar,bakar!Ayo,mana bensinnya!”teriak yang lain.
Dan seseorang maju mengguyur anjing itu dengan sebotol bensin.Anjing itu ketakutan setengah mati.Kaki tak sanggup menyangga tubuh,menggelosot ke tanah.Matanya yang bengkap berdarah menggenang air.Dakrip tak tahan lagi.Ia seperti mendapatkan tenaga gaib meloncat menyibak kerumunan dan mendekap anjing itu erat-erat.Dua makhluk bertangis-tangisan.Dakrip menangis tiarap mengiba-iba memohonkan ampun anjing itu.Orang-orang ternganga memandang penuh curiga.Dakrip tak peduli.Terus menangis dan mengiba.Bahkan di tamengi anjing itu dengan tubuhnya yang gemuk.Akibatnya batu-batu,kayu,pukulan dan tendangan mendarat dengan sempurna di tangan,kaki,tubuh,bahkan wajah Dakrip.Anjing pudelnya turut pula terkaing-kaing terkena lemparan salah sasaran.dakrip berdarah-darah tapi makin tak peduli dan terus mengiba sambil mendekap anjing kudisan itu.Orang-orang lama-lama jadi bosan,satu demi satu meninggalkannya.
Lapangan sepi.Tinggal Dakrip dan anjing kudisan terisak-isak berangkulan.Setelah tangisan reda ,diperhatikan benar anjing itu kira-kira berumur delapan bulan.Kulitnya hitam dengan kudis warna putih disana-sini seperti peta buta.Badannya bau sengak,penuh luka,darah,asap dan debu.beberapa kutu hilir mudik di sela-sela tonjolan tulang yang hampir merata di seluruh tubuhnya.
Anjing itu mendekatkan muka dan moncong,mencium dan menjilat basah wajah Dakrip seakan-akan mengucapkan terima kasih.dakrip mulanya risih dengan baunya yang apek,tapi lama-lama merasakan betapa jilatan itu amat tulusnya berbeda dari jilatan anjing-anjing peliharaannya yang lain.Dakrip merasa nyaman dan berbahagia.Anjing itu ia bawa pulang.Dakrip sudah lupa sama sekali dengan pudelnya.

SEBELUM kejadian itu tak ada yang aneh pada diri Dakrip.Warga mengenalnya sebagai orang kaya dan berpendidikan yang mempunyai hobi memelihara berbagai jenis hewan.Rumahnya terbilang megah di pusat kota penuh dengan binatang piaraan berbagai jenis mulai yang jinak seperti anjing,kucing,kelinci,marmot,ayam,berbagai burung,ikan laohan,kambing,kuda,sampai binatang buas semacam harimau dan ular.
Yang paling banyak adalah anjing.Berbagai jenis anjing ada dirumahnya.Ada yang blasteran anjing kampung dan chow-chow ,ada jenis labrador,ada anjing herder,Doberman,dan ada pula anjing pudel.Semuanya bersih,rapi tampan dan gemuk-gemuk karena makanannya mahal dan full gizi melebihi makanan anak-anak tetangganya.
Badan anjing-anjing itu senantiasa bersih dan wangi karena tiap pagi-sore dimandikan satu-satu.Selepas senja sesudah kenyang,anjing-anjing itu merubungnya dan berlomba-lomba menjilati kaki dan tangannya.
Sampai di rumah segera terjadi keributan besar.Binatang-binatang peliharaannya menjerit-jerit menerima kedatangan anjing kudisan itu.Terlebih lagi anjing-anjing peliharaannya.Mereka menyingkir jauh-jauh dari pendatang baru yang penampilannya menjijikan itu.Anjing-anjing mengelompok melakukan rapat darurat.Lalu dua ekor anjing,satu jenis herder yang satu doberman dengan gagah mendatangi anjing berkudis,mengitari dan menyalaki dengan nada mengancam.Anjing pendatang baru gemetar bukan buatan.Tubuh kurusnya tak sebanding dengan kebesaran herder dan keganasan dobermen.Untung Dakrip muncul membawa makanan.Herder dan dobermen itu dibentak dengan marah.Keduanya menggonggong mundur sambil melipat ekor.
Semenjak itu terjadi perang dingin dalam diri binatang-binatang piaraan Dakrip.Kelompok anjing-anjing lama yang gemuk-gemuk,bersih dan tampan-tampan berseberangan dengan si anjing kampung hitam kurus berkudis.Dakrip semakin hari semakin enjoy dengan si kudis.Dia amati anjing kampung kudisan itu punya sifat berbeda dari anjing-anjing lain.Si kudis tak pernah rewel diberi makan apa saja.Sangat berbeda dari anjing-anjing tampan lain yang selalu rebut protes jika merasa makanannya kurang banyak atau kurang enak.Si kudis setiap pagi siang dan sore selalu menjilati tubuh Dakrip dengan setia.Ini berbeda dari anjing-anjing lain yang hanya suka bermanja-manja dan menjilati tangannya jika saat menginginkan makanan saja atau selepas senja sesudah kenyang diberi makan.dakrip berkesimpulan anjing kurus kudisan itu lebih jujur dibanding anjing-anjing lain yang gemuk dan tampan.Akhirnya Dakrip memberika semua anjing piaraannya yang gemuk dan mahal-mahal itu pada kenalan atau kerabatnya.Di rumahnya yang besar hanya ada Dakrip dan anjing kurus kudisan.
Kehadiran si kudisan menyadarkan Dakrip selama ini telah bertindak diskriminatif terhadap anjing-anjing kampung yang banyak ber-kleleran5) di kota. Dakrip makin jatuh hati pada si kudis.Mereka bersenyawa sehidup semati tak berpisah sehari pun.

Suatu malam Dakrip bermimpi mendapat perintah suci untuk menyelamatkan anjing-anjing kampung yang menggelandang di kota.Dakrip yakin mimpinya itu wahyu dari langit yang harus dilakukan dan ia langsung teringat cerita tentang Yudistira yang berhasil naik sorga karena bersetia dengan anjing.
Bersama sahabatnya,si kudis,ia mulai menjalankan tugas suci menyelamatkan anjing-anjing kampong yang sering diburu dan diculik penduduk untuk dimasak dan dijual dagingnya.Pernah pada suatu siang Dakrip melihat dua orang berboncengan motor menangkap seekor anjing menjerat lehernya dengan seutas tambang lalu menyeretnya dengan kecepatan tinggi.Dakrip segera memburu dengan mobil,menggasak keduanya,dia rebut anjing itu dan dibawa pulang.
Semakin hari semakin bertambah anjing-anjing yang ikut dia.semua anjing kampung liar yang tak terawat.Dakrip merasa tenteram sejahtera setiap kali melihat anjing-anjing itu.
Berbeda dari tetangga-tetangganya.Mereka resah,anjing-anjing itu menyebarkan bau tak sedap dan mereka ketakutan terkena rabies.Bersama Ketua RT mereka protes.Dakrip cuek saja.Akhirnya mereka melapor Bupati,dan suatu siang yang terik bersama Pak Bupati mereka berbondong-bondong mendatangi rumah Dakrip.
“Pak Dakrip,saya atas nama warga meminta dengan hormat agar Anda tidak lagi memelihara anjing-anjing itu di rumah Bapak,”kata Pak Bupati dengan nada berat.
“lho memangnya kenapa,Pak?Ini kan rumah saya,jadi apa pun yang saya lakukan adalah hak saya,”Dakrip menjawab dengan tegas.
“Benar ,Pak,tetapi penduduk kota ini terganggu dengan bau anjing-anjing kotor itu.Pak Dakrip kan dapat memelihara binatang lain.Ikan hias,ayam,itik atau apa saja,yang penting jangan anjing kotor dan bau itu.”
“Maaf pak Bupati,saya lebih suka memelihara anjing.Mereka lucu-lucu tidak kalah indah dari ikan laohan yang mahal itu.”
“Kalau begitu kenapa Pak Dakrip tidak membeli dan memelihara anjing impor dan ras pilihan saja?Misalnya dobermen,herder,chow-chow ,atau apalah .Anjing pemburu juga boleh ,asal jangan anjing-anjing baud an penyakitan itu?”
“Saya dulu pernah memelihara anjing-anjing yang Bapak Bupati sebutkan tadi tapi saya tidak merasa senyaan dan sebahagia seperti sekarang ini.Anjing-anjing kampung yang Bapak katakana kotor dan berpenyakitan itu lebih penurut,lebih bersahaja,dan lebih taat.Mereka tidak neka-neka.Diberi makan apa saja oke.”
“Ya,Pak Dakrip.Tapi Bapak harus tahu anjing yang kotor dan bau,apalagi kudisan seperti anjing-anjing Bapak itu membawa penyakit anjing gila.Nanti kalau orang-orang ini digigit bisa kena penyakit rabies semua.Kalau Pak Dakrip yang digigit sih kita nggak apa-apa,kan Bapak memang sudah nggak waras! “teriak Pak Bupati tak kuat menahan amarah.
Dakrip langsung naik darah.Lupa siapa yang berdiri di depan.Meloncat berdiri dari kursi.Tangannya menuding wajah Pak Bupati dan kerumunan orang-orang di depannya.Teriaknya lantang seperti seorang yang sedang berpidato di lapangan.
“Bapak,Bupati.Pak Bupati telah bertindak diskriminatif pada anjing-anjing saya ini.Anjing tetaplah anjing.Meski pun wadaknya penuh kudis dan bau tapi hati dan nuraninya tetaplah nurani anjing.Mereka menghamba kepada pemiliknya karena fitrahnya .Mereka patuh dan taat kepada saya semata-mata karena menuruti kodrat mereka sebagai hewan.Tak ada pamrih atau protes.Mereka hanya menggonggong.Menggonggong karena mereka adalah anjing.Titik!Mereka menggonggong bukan karena apa-apa,hanya karena dikodratkan jadi anjinglah mereka menggonggong.Ayo,siapa diantara Bapak-bapak ini yang keihlasannya melebihi mereka?Ayo siapa diantara kalian yang melakoni hidup ini hanya karena berlandaskan titah semata sebagai manusia?Ayo ada nggak?Justru karena saya bukan anjing saya berusaha menerima mereka seperti apa adanya…!”
Belum selesai Dakrip berpidato,orang-orang menjadi tak terkendali.Mereka berteriak melempari merangsek maju mencoba menangkap dan memukuli Dakrip dan anjing-anjingnya.Dakrip tenggelam dalam keroyokan mereka.Wajah dan sekujur tubuhnya bengkak berdarah-darah.bahkan mereka berteriak-teriak hendak membakar dakrip hidup-hidup.Suasana karut-marut.Teriakan marah orang-orang bersahut-sahutan dengan salak anjing-anjing Dakrip yang mengaing-ngaing ketakutan.
Ajaib.Entah bagaimana Dakrip dan anjing-anjingnya bisa meloloskan diri dari kepungan massa yang marah.Dakrip diikuti anjing-anjingnya berlari kea rah luar kota.Orang-orang bersorak menang.Masih sambil berteriak memaki-maki mereka beramai-ramai membakar habis rumah Dakrip.Rumah megah beserta segala isinya itu ludes,gosong menjadi arang dan debu.Dakrip dan anjing-anjingnya lenyap ditelan bumi.
---------------------------
SEBULAN kemudian pada suatu sore yang lumayan panas,penduduk kota memperingati hari kemerdekaan.Mereka berduyun-duyun ke alun-alun melihat arak-arakan karnaval yang digelar rutin setiap tahun.Karnaval itu diikuti mulai dari setiap instansi pemerintah,perusahaan swasta,sampai anak-anak sekolah.Ada drum band,teletubies,reyog,kereta mini,dan banyak lagi.Meriah,mewah,dan gemerlap.
Tiba-tiba terjadi keributan luar biasa.Dibagian ekor karnaval itu seseorang muncul dengan rombongan anjing-anjing.Orang-orang langsung mengenal laki-laki itu tak lain Dakrip bersama anjing-anjingnya ratusan jumlahnya.Semua anjing kampong,kurus-kurus,kudisan,dengan air liur menetes-netes.Bau sengak bacin langsung menyergap.
Tapi ambooi!bocah-bocah malah berteriak mengelu-elukan.Bocah-bocah yang semula duduk manis menonton,seperti dikomando berontak melepaskan diri dari pegangan ibu,bapak,kakak,kakek,paman,dan babysiter.Mereka ikut berbaris dan bersorak-sorak bersama di belakang barisan Dakrip dan anjing-anjing.Bahkan ada yang bergelayut manja di punggung dan leher anjing-anjing itu.Anjing-anjing itu berjalan sambil menjilat-jilat tangan,kaki dan wajah bocah-bocah yang berjalan sambil menari-nari dan makin bertambah jumlahnya.Jalanan penuh dengan bocah-bocah dan anjing-anjing.Orang-orang diam terlongoh-longoh.Petugas keamanan blingsatan.Pak Bupati di tribun kehormatan jatuh pingsan…!

Catatan:
1)Erwe:daging anjing yang dipotong kecil-kecil dimasak bumbu pedas.
2)Daden-daden:jadi-jadian
3)Pesugihan:mencari kekayaan dengan bantuan mahluk gaib
4)Menyanggong:menjebak
5)Kleleran:Berkeliaran di jalan

Sunday, June 19, 2005

Anjing Yang Masuk Surga

Kolom SENI
Harian Kompas
Tanggal 19 Juni 2005
Cerpen M Dawam Rahardjo


Usamah adalah keturunan Arab Pakalongan,tapi kawin dengan seorang keturunan Arab juga asal Solo.Karena itu ia bergaul dengan teman-temannya,dari kampong Pasar Kliwon,daerah pemukiman keturunan Arab di Solo.Ia juga mengikuti sejumlah orang yang hijrah ke Jakarta.Teman-temannya itu,termasuk ia sendiri,semuanya telah lulus perguruan tinggi,tapi tak semuanya jadi pegawai,sebagian memilih jadi pengusaha.Tapi semuanya sukses,seorang diantaranya berhasil menjadi Direktur Kredit Deutsche Bank,Bank Jerman,dan seorang lagi menjadi direktur sebuah hotel berbintang tiga.Usamah sendiri memilih jadi wartawan sebuah majalah berita terkemuka.

Hampir semuanya mula-mula tinggal di rumah sewa.Tapi suatu ketika mereka sepakat untuk membeli tanah di sepanjang jalan kecil di bilangan Ciputat.Mereka mendirikan rumah berderetan.Usamah juga ikut membeli tanah,tapi ia terpisah,karena ingin membeli tanah yang lebih murah di bagian yang agak dalam,bahkan dekat sawah yang hanya dibatasi oleh sebuah kali kecil.Di situ ia mampu membangun rumah sederhana tapi berhalaman luas.Sebagian pekarangannya dipakai untuk memelihara ayam.Peternakan ayam yang hanya 100 ekor itu memang cukup berkembang.Tapi pada suatu hari,beberapa ekor dicuri orang.Karena itu seorang sahabatnya menganjurkan agar ia memelihara seekor anjing.
Memelihara anjing di kampong Betawi itu memang sangat riskan,yang memelihara bisa tidak disukai oleh sekampung.Teman-temannya dari Solo pun ikut menyarankan agar Usamah tidak memelihara Anjing. Tapi sahabatnya yang mengusulkan itu memberi tahu bahwa memelihara anjing itu diperbolehkan agama.
Kebetulan ia mengikuti aliran modern,al Irsyad.Tapi sebelum memutuskan memelihara anjing itu Usamah pernah sowan ke Buya Hamka di Kabayoran Baru,dekat Masjid al Azhar.
“Boleh tidak Buya,seorang Muslim memelihara anjing?”tanyanya,memberanikan diri,maklum bertanya kepada ulama besar.
“Tengok ke halaman rumah.Itu ada anjing besar,”jawab Buya
“Di Minangkabau,memelihara anjing sudah biasa.Bahkan ulama-ulama juga memelihara anjing.Sebagian orang kampong memelihara anjing untuk berburu babi di hutan.Bahkan Pesantren Putri Pandang Panjang,Rahmah el Yunusiyah,itu separuh penghuninya adalah anjing,”jelas ulama asal Minang itu.
“Di Mekkah,banyak penduduk yang memelihara anjing,”jelasnya lagi.”Orang Muslim dianjurkan untuk menyayangi binatang,termasuk anjing.Nabi sendiri suka dengan kucing.Nabi Daud suka burung dan Nabi Sulaiman bersahabat dengan semua binatang.Pernah ada hadist yang menceritakan.Adanya seorang pelacur yang dinyatakan Nabi akan masuk sorga,hanya karena ia memberi minuman kepada anjing yang mau mati kehausan.Bahkan ada pula anjing yang masuk surga,yaitu anjing yang menemani pemuda-pemuda Askhabul Kahfi yang melarikan diri dari tirani raja kafir dan mengungsi di gua dan atas izin Allah,tertidur selama 300 tahun itu,”jelas ulama pengarang Tafsir al Azhar itu,yang menceritakan kisah para pemuda beriman dan seekor anjingnya dalam Al Quran.
Dengan keterangan Buya Hamka itu Usamah,dengan persetujuan seluruh keluarga,memutuskan untuk memelihara seekor anjing.Tak tanggung-tanggung,ia memelihara jenis herder yang disebut German Sheppard yang diberinya nama Nero.Tapi baru berjalan satu setengah tahun,anjing itu pun mati.Menurut dugaan Usamah sendiri yang mendapat informasi dari orang kampong,anjing yang masih muda usianya itu mati diracun,mungkin oleh tetangga yang tak suka.Ia dan keluarga,terutama anak kecilnya,Najib,sangat sedih kehilangan Nero.Tapi kemudian ia bertekad untuk memelihara lagi.Kali ini ia memelihara jenis Gaberman yang diberinya nama Hector.
Sehari-hari Hector menemani anaknya yang terkecil,Faris,bersama pengasuhnya,Minah,bermain-main direrumputan pinggir kali,dekat sawah.Hector selalu menggonggong keras,jika Faris ingin bermain-main di kali.Jika istri Usamah pergi ke pasar,Hector selalu dibawanya,tapi ia selalu disuruh menunggu di jalan di luar pasar,karena jika ikut masuk,akan mengganggu orang yang takut atau jijik pada anjing.Pada suatu hari,setelah selesai berbelanja,barang-barang belanjaannya ditaruh di dekat mobil,sedangkan ia kembali ke pasar membeli barang yang kelupaan dibeli.Hector disuruh menunggu.Namun ternyata ada juga orang yang berusaha mengambil barang belanjaan itu.Ketika mau mengambil kompor,rupanya pencuri itu tidak sadar bahwa ada seekor anjing yang menjaganya.Maka meloncatlah Hector menerkam pencuri itu sambil menggonggong keras-keras.
Mendengar gonggongan anjingnya,maka istri Usamah kembali ke mobilnya.Pencuri itu tidak mengaku mau mencuri,bahkan marah-marah kepada Hector dan istri Usamah.
“Kenapa kamu mau mencuri?”tanya Bu Usamah
“Tidak,tidak,saya tidak mencuri,”jawab si pencuri
“Tidak mungkin kamu diterkam oleh anjing saya,jika tidak mau mengambil barang saya.”
“Ibu percaya pada saya atau percaya kepada binatang najis itu?’Ibu Usamah merasa glagepan mendengar tangkisan pencuri itu.Orang-orang yang berkerumun sepertinya memahami pertanyaan si pencuri.
“Walau seekor anjing,ia tak pernah berbohong.Hanya manusia yang suka berbohong dan mencuri,”jawab Bu Usamah.Tapi karena tak ada bukti bahwa barangnya telah dicuri,maka pencuri itupun bebas.
Pernah suatu pagi hari,ada seorang yang rupanya pemuda sekampung sendiri,berusaha mencuri ayam.Ia sempat membawa lari seekor ayam,tapi orang itu keburu lari melompat pagar tanaman,karena mendapat gonggongan Hector.Ketika lari terbirit-birit,Hector mengejarnya sampai tertangkap.Pencuri itupun,setelah melepas ayam curiannya,teriak-teriak minta tolong.penduduk kampong pun berusaha menolong si pencuri dengan melepaskan gigitan anjing dibajunya,dan seorang di antaranya mengambil sepotong kayu untuk memukul Hector.Untung Usamah sempat datang mencegah pemukulan.Tapi penduduk malah memarahi Usamah.
“Jaga dong anjingnya.Kalau Bapak tidak datang,anjing itu pasti mati kami hajar.”
“Lho pak,mana mungkin anjing saya ini mengejar orang ini tanpa alasan sepagi hari ini?Ayam saya di kandang ramai berkotek,tanda ada yang mengganggu.Dulu saya pernah kecurian ayam,sebelum punya anjing.”
“Apa Bapak tidak tahu,menyentuh anjing saja itu najis hukumnya?Apalagi memelihara.Haram.”
“yang najis itu air liur anjing gila.Anjing ini sehat dan bersih,setia menjaga rumah dan majikannya.Tak pernah mencuri dan berbohong,karena tidak bisa.Anjing itu seperti malaikat.Hanya bisa menjalankan tugas menurut kodratnya,”jawab Usamah
“Masya Allah,Pak Usamah ini termasuk orang yang sesat.Minta ampun pada Tuhan dong dengan melanggar ketentuan agama.Benar tidak pak haji?”tanya orang kampong itu kepada seorang yang pakai kopiah putih di sampingnya.
Orang yang ditanya itu tidak berkata apa-apa,Cuma mengangguk.Usamah tidak mau terlibat dalam perdebatan agama dengan orang kampung yang menurutnya tidak ada gunanya sama sekali.
Sejak peristiwa yang tersebar di seluruh kampong itu,tidak ada lagi orang yang mencoba mencuri ayam.Cuma,ada yang takut bertamu ke rumah Pak Usamah.Padahal Hector tak menggonggong bila ada tamu.Pernah ada seorang kiai di kampong itu yang menasihati Usamah bahwa rumah yang ada anjingnya tidak dimasuki malaikat.Teman-temannya dari Solo pun menjadi enggan bertamu.Tapi Usamah sendiri percaya bahwa Hector itu sendiri adalah malaikat yang hanya bisa mengabdi tanpa sedikitpun niat untuk berkhianat atau bersikap munafik.
Hector tidak pernah lagi menimbulkan masalah bagi Usamah dan keluarganya dan bahkan merupakan teman baik seluruh anggota keluarga.Kalau siang,Hector sering masuk rumah dan bersama-sama anggota keluarga yang nonton TV.Ia terutama dekat sekali dengan Faris,anaknya yang terkecil.Dan Faris sangat menyayanginya,sering mengelus-elusnya dan mengajaknya bicara.Tapi kalau malam,Hector rela dan biasa tidur di luar rumah,maksudnya mungkin mau menjaga rumah itu dari pencuri yang suka datang malam-malam.Kalau ada yang dicurigainya,baru Hector menggonggong.Karena itu orang yang berniat jahat,mengurungkan niatnya.

Pada suatu sore di hari sabtu,Usamah sekeluarga menonton TV.Faris sudah berangkat besar,sudah masuk SMP.Ia masih akrab saja dengan Hector.Ketika Usamah sekeluarga sedang santai nonton TV,tiba-tiba Hector masuk ke ruangan.Ia pun dengan santainya nongkrong seolah-olah ikut menonton TV.Setelah sejenak duduk,tiba-tiba kepala Hector lunglai kemudian seolah-olah tertidur.Tapi lama benar ia tertidur sampai waktunya ia seharusnya ke luar rumah.Faris pun menggoyang-goyangkannya,tapi Hector tidak bangun juga.Rupanya,Hector sudah berhenti bernapas.
Melihat Hector tak bangun lagi,seluruh keluarga gempar.Ibu Usamah menangis menjerit-jerit yang diikuti oleh anak-anaknya,terutama Faris.Melihat keadaan itu maka Usamah pun,dengan suara tersendat-sendat berkata:”Anak-anak,manusia pun akan mati,apalagi binatang yang umurnya lebih pendek dari manusia.Hector sudah berumur hampir lima belas tahun,padahal anjing-anjing yang lain hanya berumur sekitar tujuh tahun atau delapan tahun.Inna Lillahi wa inna lilahi rojiun. Semuanya berasal dari Allah.Ia dan kelak kita semua juga akan kembali kepadaNya.Abah yakin,Hector akan masuk surga,seperti anjing para pemuda Ashabul Kahfi.”
Keesokan harinya,pagi-pagi benar,Hector dimandikan dan dibungkus dengan kain kafan putih,seperti manusia.Ia pun dikuburkan.Pak Usamah sempat membaca doa,sambil menitikkan air matanya.Ia kehilangan kehilangan malaikat penjaga keluarganya.Sebenarnya,tanpa doa pun,malaikat akan masuk surga.Tapi Hector lebih menyerupai manusia,bagian dari keluarga Usamah.

Sunday, January 5, 2003

Gus Muslih

Kolom Budaya
Harian SUARA MERDEKA
Tanggal 5 Januari 2003
Cerpen A Mustofa Bisri


Gus Muslih adalah seorang kiai muda yang tidak hanya cerdas dan kritis,tapi juga tegas dan lugas.Apabila melihat sesuatu yang dianggap tidak benar,tanpa ragu dia akan terang-terangan menyalahkan.Ungkapan yang paling disukai ialah qulilhaqqa walau kaana murran,katakanlah yang benar meski pahit.Anak-anak muda paling suka mengundang Gus Muslih untuk memberikan ceramah.
Bagi anak-anak muda itu,Gus Muslih dianggap pembaru.Banyak hal yang sudah berjalan lama di daerah kami yang dihujat dan dipertanyakan oleh Gus Muslih.Misalnya kebiasaan keluarga yang mendapat musibah kematian,memberi makan kepada tamu yang bertakziah dan memberikan uang salawat kepada kiai atau modin,dia tentang habis-habisan.
“Ya kalau keluarga yang tertimpa musibah itu keluarga yang berada,tak masalah,”katanya dalam sebuah ceramahnya.”Kalau keluarga itu miskin?Apakah itu tidak menambah musibah?”
Terhadap sikapnya itu ada yang setuju,sepertinya umumnya anak-anak muda;ada juga yang tidak.Mereka yang tidak setuju umumnya dari golongan tua.Golongan tua yang tidak setuju menganggapnya terlalu kemajon,sok maju.”Wong itu sudah merupakan tradisi sejak lama kok diuthik-uthik!” begitu kilah mereka,”Itu namanya tidak menghormati orang-orang tua yang mula-mula mentradisikan.”
Untuk itu Gua Muslih punya jawaban yang cukup telak.
“Tradisi yang baik memang perlu kita lestarikan,tetapi yang buruk apa perlu kita lestarikan?Kalau begitu apa bedanya kita dari kaum jahiliah yang dulu mengecam Nabi kita yang mereka anggap merusak tradisi yang sudah lama dijalankan nenek moyang mereka?”
Kelompok tua yang tidak menyetujui Gus Muslih memang serba salah menghadapi.Soalnya Gus Muslih memang tidak seperti ustad muda lain yang asal membasmi tradisi;yang mengecam selamatan dan tahlilan,misalnya.
Gus Muslih selamatan mau,tahlilan juga mau.Bahkan dia mau memimpin anak-anak muda ziarah kemakam Wali Songo.Yang lebih membikin jengkel kelompok orang tua yang tidak menyetujui itu,justru karena kiai muda ini selalu bisa menjawab keberatan mereka dengan argumentasi yang mematikan;baik menggunakan dalil naqli atau aqli.Pernah ada seorang tokoh tua yang memberi pengajian,isinya lebih mirip kampanye politik ketimbang ceramah agama.Tokoh ini dalam rangka menggiring jamaah untuk mendudkung partainya,selalu menggunakan dalil-dalil ayat Alquran dan hadis Nabi segala.Gus Muslih dalam forum pengajian lain pun mengkritik dengan mengatakan,”Adalah terlalu berani membawa ayat-ayat dan sunnah Rasul SAW untuk kepentingan politik praktis.Itu pelecehan dan sekaligus membuat umat bingung.Lihatlah,tokoh partai ini menggunakan ayat dan hadis untuk mendukung partainya,lalu kiai partai lain juga berbuat sama untuk mendukung partainya,apa ini tidak membingungkan masyarakat?
Bila kemudian ,karena menggunakan firman Allah dan sabda Rasul-Nya,masyarakat awam meyakini sebagai kebenaran mutlak,apa tidak terjadi sikap mutlak-mutlakan antar pendukung partai?Bila tidak mengerti politik,mbok sudah rela saja tidak usah berpolitik;dari pada membawa-bawa agama.Apakah tokoh-tokoh yang suka membawa –bawa ayat dan hadis untuk kepentingan politik itu tidak memikirkan akibatnya di dunia atau di akhirat kelak?Bagaimana kalau tiap-tiap pendukung yang awam itu meyakini bahwa mendukung partai sama dengan mendukung agama dan memperjuangkan partai sama dengan jihad fi sabililah?”
Akhirnya kelompok orang-orang tua yang marah itu,tidak lagi mau berdialog dengan Gus Muslih dan orang-orang yang mereka anggap pendukungnya,baik langsung atau tidak.
Mereka beralih kepada gerakan membentengi diri.Setiap kali mereka mengadakan pertemuan antar mereka yang anti atau tidak sejalan dengan sikap Gus Muslih dan menganjurkan jamaah mereka sendiri untuk tidak usah mendengarkan ceramah atau omongan kiai muda yang mereka anggap mursal itu.Mereka mengatakan kepada para pengikut mereka,mendengarkan bicara Gus Muslih bisa membahayakan akidah.
Sampai suatu ketika tersebar berita bahwa Gus Muslih memelihara anjing.Tentu saja hal itu membuat geger masyarakat.Kaun muda pendukung Gus Muslih serta merta menolak berita itu dan menganggap sebagai fitnah keji dari mereka yang tidak sua dengan amar makruf nahi mungkar dia yang tegas.Sementara kelompok tua yang sedari awal tidak menyukai Gus Muslih,langsung menggunakan berita itu untuk menghantam di setiap kesempatan.”Lihatlah itu,tokoh yang kalian anggap kiai dan pembaru itu!Dia bukan saja menyeleweng dari ajaran orang-orang tua bahkan telah berani melanggar adapt keluarganya.Kalian kan tahu malaikat tidak akan masuk ke rumah orang yang memelihara anjing.Sekarang ketahuan belangnya.”

Karena cemburu kepada Gus Muslih,anak-anak muda pendukungnyapun tidak rela dan berusaha mencari sumber dari mana asal berita bahwa Gus mereka memelihara anjing itu.Niat mereka akan memberi pelajaran kepada orang yang mula-mula menyebarkan berita menyakitkan itru.Ada informasi yang mengatakan bahwa seseorang dari kota P-lah yang mula-mula bercerita tentang hal itu.Namun sebelum mereka bertemu dengan orang yang mereka cari,mereka melihat Gus Muslih sedang bersembahyang di masjid.
Mereka menunggu hingga Gus Muslih selesai bersembahyang dan berzikir seperti biasanya.Setelah Gus Muslih beranjak menuju serambi masjid,baru mereka menghambur menghampiri idola mereka itu.
“Aku tahu,kalian pasti ingin tahu kebenaran dari berita tentang anjing kan?”tebak Gus Muslih sambil tersenyum penuh arti.”Ayo,marilah kita duduk-duduk sebentar.”
Semua pun duduk mengelilingi Gus Muslih.
“Ya,Gus,”kata salah seorang yang mengambil tempat duduk persis depan Gus Muslih,”kami panas sekali mendengarnya.Kami malah berniat mengadakan pengajian khusus dan mengundang Gus agar bisa menjelaskan kepada masyarakat untuk membantah isu yang beredar itu.”
“Mengapa harus dibantah?”tanya Gus Muslih kalem,membuat semua yang merubungnya jengah.”Aku sekarang memang sedang memelihara anjing.”
“Hah!”hampir serempak semua mengeluarkan desahan kaget.
“Mengapa kalian begitu kaget?”kata Gus Muslih masih dengan nada kalem.Kemudian Gus Muslih pun bercerita kepada jamaah anak muda,pengagumnya itu.
”Malam itu aku pulang dari mendatangi undangan panitia untuk berceramah halalbihalal di kota P.Aku diantar oleh salah seorang panitia dengan mobil kijang baru.Waktu itu malam sepi dan hujan rintik-rintik.Hanya sesekali terdengar petasan Lebaran disana-sini.Padahal katanya sudah dilarang,malam-malam selarut itu kok ya masih ada yang bermain petasan.Ketika kami sedang melintasi jalan raya yang menuju ke kota ini,aku melihat sosok makhluk kecil bergerak-gerak di tengah jalan.Langsung saya berteriak,”Brenti,Mas!”
“Mobil pun berhenti.Aku turun menghampiri makhluk kecil yang menggelepar-gelepar.Ternyata masya Allah,kulihat seekor anak anjing yang tampak kesakitan,mengeluarkan suara keluhan yang menyayat.Badanya basah kuyup dan kakinya berlumuran darah.Tanpa piker panjang aku gendong anak anjing itu kubawa naik mobil.Melihat aku masuk mobil membawa anak anjing,tiba-tiba kulihat orang yang punya mobil seperti melihat hantu.”Lo,Pak!”teriaknya kaget setengah mati “Najis lo,Pak!”
“Aku bilang,ini lihat;kasihan kakinya luka parah;mungkin ada mobil yang menerjangnya lalu kabur.”Ya tapi itu najis Pak,”ulangnya jijik sambil matanya terus memelototi anak anjing yang kupeluk.Aku menduga dia takut anjing atau darahnya akan mengotori mobil kijangnya yang baru.Maka aku mencopot jasku dan membungkus anak anjing yang terus bergetar dalam pangkuanku,kedinginan campur kesakitan.Mata pengantarku masih saja terus berganti-ganti mengawasiku dan anjing yang kupangku dengan wajah tak percaya.Dia tidak segera menjalankan mobilnya kembali.
Tiba-tiba aku jadi sebal.”Sudah,”begini saja,kataku kemudian,”biar aku turun di sini saja.Silakan Anda kembali dan sampaikan terima kasihku kepada kawan-kawan panitia.”
“Berkata begitu aku pun membuka pintu dan meloncat turun sambil memeluk si anjing kecil.Tak lama si pengantara men-starter mobilnya dan berbalik pulang.Sejenak aku dilanda kemurungan sangat.Bukan karena aku ditinggalkan di tengah jalan dimalam gerimis;tapi karena aku teringat ceramah halalbihalal di kota P tadi.
“Baru beberapa jam lalu aku berbicara kepada saudara-saudaraku di sana tentang hikmah Syawal.Bulan kemenagan setelah berpuasa sebulan penuh di bulan suci Ramadan.Kukatakan,antara lain kemarin pada Ramadan kita telah dapat menaklukkan setan;menaklukkan nafsu kebinatangan kita;dan kini menjadi fitri kembali.Menjadi manusia yang dimuliakan Tuhan melebihi makhluk-makhluk-Nya yang lain.Makhluk berbudi yang memiliki tidak hanya akal tapi juga hati nurani.Makhluk yang diangkat menjadi kalifah-Nya untuk menebar kasih sayang di bumi.”
Ketika sejenak Gus Muslih berhenti,tak ada seorangpun dari mereka yang asyik mendengarkan mengeluarkan sepatah kata.Mereka semua terpaku diam seperti kena sihir.Maka Gus Muslih pun melanjutkan.
“Aku sedih ternyata Ramadan masih belum sebenarnya berpengaruh hingga ke sanubari kaum muslimin..Banyak yang seperti merayakan kemenangan kosong.Setiap saat,khususnya pada Ramadan kemarin,mereka selalu membaca basmalah,Bismillahhirrahmanirrahim,menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang;namun bukan saja tidak tertulari kasih saying-Nya,malahan banyak yang masih memelihara kebencian setan.Mestinya Syawal ini,mereka menjadi segar kembali sebagai manusia seperti pemimpin agung mereka Nabi Muhammad Saw yang selalu mencontohkan kasih-sayang kepada sekalian alam.”
Gus Muslih berhenti lagi sejenak,menarik napas panjang,kemudian seperti teringat sesuatu,meneruskan bicaranya,Alhamdulillah,setelah aku rawat beberapa hari,anak anjing itu sembuh dan sehat.Beberapa hari kemudian Babah Ong,tetanggaku memintanya dan aku berikan dengan pesan agar dia merawatnya dengan baik.”
“Alhamdulillah!” gumam anak-anak muda yang dari tadi setia mendengarkan.Entah gumam syukur itu mensyukuri kesembuhan si anjing ataukah karena kiai idolanya itu kini sudah tidak lagi memelihara anjing seperti digegerkan orang.

Sunday, July 28, 2002

Anjing

Kolom Asal-Usul
Harian Kompas
Tanggal 28 Juli 2002
Karya:Mohamad Sobary



Jangan khianati anjing sekalipun
Kalau cuma demi sekeping sorga
(Spiritualis Puntadewa)

Chamid,lengkapnya Abdul Chamid-sahabat saya di Yayasan Indonesia Sejahtera-pernah dilanda duka karena Bruno,anjingnya,mati.Persahabatan dengan anjingnya begitu dalam,dan bagai tak tergantikan.Dibanding anjingnya,saya kira saya bukan apa-apa.

Di antara teman-teman YIS,di Badran,Solo,yang menaruh empati mendalam atas duka Chamid,cuma Merry Johnston,almarhum.Teman-teman lain,umumnya bahkan menggoda,wong hanya kematian anjing saja “kok sajak le tenan-tenano”,seperti begitu seriusnya.
Dan Chamid,yang lembut itu,diam-diam tersinggung,dan ia membawa luka hati itu pada saya,di Jakarta.
“Kamu jangan ikut-ikutan mereka,yang meremehkan arti persahabatanku dengan Bruno,semata cuma karena ia seekor anjing.Kamu tahu sehampa apa rasanya akibat kehilangan itu?”
“Aku kira aku tahu,Mid.”
“Aku tak suka orang-orang biadab,tak tahu perikebinatangan,”keluhnya.Dan sesudah itu ia diam-dan lama sekali-seolah saya tak ada disana.
Waktu menjawab”aku mengerti” tadi,terus terang saya mencoba menunjukkan saling pengertian.Saya tak pernah memelihara anjing,dan tak bisa menghayati makna persahabatan itu.Tapi ketika ia mengucapkan kata biadab tadi,pelan-pelan saya mengerti beratnya sebuah kehilangan.
--------------------
Pada akhir perang Bharata yang mengenaskan,Pandawa yang menang akhirnya.Menuju sorga loka secara badani.Tapi dari lima bersaudara,dan permaisuri Drupadi,Cuma tinggal Puntadewa dan anjingnya yang tahan menggapai depan pintu gerbang sorga.Dewa Narada menyambutnya dengan ramah,tapi melarang Puntadewa masuk dengan anjingnya.
“Ini sorgamu,sorganya manusia.Anjing,anakku,dilarang masuk.”
“Kalau begitu lebih baik aku tak memperoleh sorga.”
‘Kau harus,Nak.Ini takdirmu,”kata Narada
“Tapi aku tak bisa membiarkannya menunggu di luar,sambil menderita haus dan lapar saat aku bermewah diri di sorgaku.”
“Dia cuma anjing.Lupakan saja.”
“Aku tak bisa mengkhianatinya hanya demi sekeping sorga loka.”

Mendadak sontak anjing itu lenyap dalam kerdipan mata Puntadewa,dan di sana,hadir dewa Dharma.Tanpa salam pendahuluan apa pun ia langsung memeluk Puntadewa.
Pelukan tanpa kata-kata itu tanda pernyataan bahwa Puntadewa lulus ujian kesetiaan tingkat akhir.Kesetiaan perlu diuji,dan dibuktikan ulang.Di sana ada pesan simbolik:”Jangan khianati anjing sekalipun,semata demi sekeping sorga yang dijanjikan.”
Ringkasnya ,Puntadewa pun kemudian melangkah masuk ke taman sorga loka,dan masya Allah,di sana ke empat saudaranya,dan sang permaisuri Drupadi,ternyata sudah menantinya.
Puntadewa membikin para dewa sendiri malu atas kesetiaannya.Mereka pun cemburu.Rupanya benar,Puntadewa,tak ada sorga yang gratis.
----------------

Bila kita menyebut anjing,diikuti kucing,kuda,beruk,merpati,kura-kura,siput,dan cumi-cumi,kita tahu,barangkali kita sedang membahas ilmu hewan.Kita pun tahu,anjing di sini kita posisikan netral,senetral kehidupan anjing itu sendiri di tengah hewan-hewan lain.
Namun,anjing bisa menjadi umpatan,bahkan umpatan kasar.Ia tanda kemarahan.Anjing kita lahirkan sebagai konsep yang sarat nilai,kita beri beban,dan muatan-muatan.
Dalam bahasa Jawa anjing itu asu.Tapi apakah asu tanda kemarahan,atau bukan,bahkan menjadi pujian,tergantung bagaimana roman muka orang yang mengucapkannya,dan bagaimana tekanan suaranya.
Dikalangan sesama sahabat,asu bisa menjadi pujian.Misalnya”wah ,asu tenan” bisa menjadi pujian pada bagusnya semesan lawan kita dalam main tennis.
Orang jawa bisa dengan tandas memaki orang lain asu,anjing,tanpa menyebut nama itu sebab kemarahan orang jawa sering tak terpancar di wajahnya.Ucapan “njegog sak penake dewe”(menggonggong seenaknya sendiri),meskipun tak secuil pun tanda kemarahan di wajahnya,ia tetap menyebut orang lain asu,suatu penghinaan yang dalam,dan serius.Biasanya ini kemarahan para priyayi.
Anjing,seperti halnya kucing,atau siput,juga ciptaan Tuhan:ciptaan tak berdosa.Ia menjadi anjing bukan karena maunya anjing itu sendiri.Ia Cuma taat,dan patuh memenuhi kodrat alamnya,karena diam-diam ia pun memanggul dharma hidup khusus,yang tak dapat dibebankan pada hewan lain.Ia punya fungsi di jagat raya ini.
Kabarnya ada orang yang bahkan lebih sayang kepada anjingnya daripada terhadap anaknya sendiri.Ini tentu hanya gurau,atau hanya terjadi pada orang yang mungkin teralienasi dalam hidup,dan kehilangan kepercayaan atas kebaikan sesama manusia.Ini mungkin sebuah pelarian akibat suatu jenis luka sosial tertentu.

Belajar dari Chamid dan Puntadewa,saya berhati-hati pada anjing.Belum pernah saya membencinya,tapi juga tidak memujanya.Saya tahu anjing makhluk yang paling setia.Tapi saya tahu dalam kepepet dia menggigit.

Dimana-mana,disekitar kita,ada anjing.Ada yang netral,ada yang menjilat,ada yang menggigit.Tapi-ini rahasianya-segalak-galaknya anjing,ia takut orang jongkok.Sekeras apapun anjing “njegog”,kalau kita jongkok,apalagi menggemgam batu,ia pasti “njegog” sambil sebentar-sebentar mundur.Dan lari.Maka,sekali lagi,saya tak membenci,meskipun juga tak memuja,anjing.